Konbanwa minna ^w^
bagaimana sehat ? :o
lama ga ketemu XDDD
*siapa elo
#plak
oke saya akan memposting FF dari teman seperjuangan saya Rue-chan ^w^)/
semalat menyimak OwO
Tittle : URUHA NO TENSI (REMAKE)
Author : L Kira Saiyukira a.k.a Rue Fiddler(?)
Rate : T Chapter : 1/?
Genre : humor, fantasi, mistery, angst, romance(?), OC, dll
Fandom(s) : The GazettE
Pairing : ng... -___-
Note : Ini fanfic bulukan tapi ide nya
masih seger di otak, pernah mau diikutsertakan(?) dalam lomba fanfic
dipage CCSI(sekarang CCDI) tapi ga jadi. -w- ) makanya ta remake jadi
fresh(?) dengan chara dari the gazet. \(^0^)/
Warning : silahkan
muntah dulu sebelum membaca karena ceritanya amat sangat gaze serta
ke-typo-an berseliweran di mana-mana. *tebar kapur ajaib biar ga kabur*
***
"Kau
diberi kesempatan" Seru sese0rang dari balik kegelapan.
"Ayo, kita harus
bergegas. Waktunya engga banyak." Serunya lagi.
"Siapa kau" bentakku terhadap orang yang kini berjalan kearahku.
"Tidaklah penting mengetahui siapa saya, sekarang kita harus Bergegas.
Kau harus membayar waktu yang telah disia-siakan selama ini." Seketika
orang misterius ini mendekati dan melambaikan tanganya.
"Ya, aku mengerti." gumanku, mengisyaratkan bahwa aku akan ikut dengannya.
###
"Besok
libur ya ? SMA GUREN sepi d0ng ? sepi ? hoee... hoee... T.T(hoee atau
hore ?)!!." Teriak pemuda bernama Ruki dengan gajenya ditengah keramaian
pasar malam
."Aku harus..."
Duak !! Drug !! Prang(?) !!
"Adududuh.... Woy punya klakson gak sih !!? Pekik Ruki kesal terhadap orang yg menabraknya tadi.
"Wah
maaf. Aku minta maaf, gomene, gomene(?)." Jawab pria itu meminta maaf
sambil berlari-lari(?).
"
Aargh, payah...hmp, apa ini .?" dengan was-was Ruki Mengamati sesuatu
yang aneh dipinggir jalan. Namun karena penasaran dan tangannya yang
sudah gatal(?), diambillah barang yg mencurigakan itu.
"hah ayam ! Eer..
Maksudnya gantungan bulu ayam ? 0.oa gak elit banget. XD *plak*." seru
Ruki sambil menatap Gantungan itu dan mengerenyitkan alisnya lalu
dimasukannyalah gantungan itu kedalam sakunya.(nah l0h 0.oa) "
"H0sh h0sh . . ."
"Sudah selesai tugasnya Reita ?" Terdengar suara yang tidak asing bertanya padaku.
"H0sh...
Iya. Lalu apa lagi yang harus kulakukan ?" Jawabku. Sungguh ku tak
mengerti dengan maksud patnerku ini yang bahkan namanya saja belum aku
ketahui.
"Tunggu saja besok." jawabnya singkat.
"Tunggu,
sebenarnya kamu ini siapa ?" Seketika dia terdiam dan dalam sekejap
telah ada didepanku, sontak aku terkejut ketika wajahnya mendekati
wajahku. Dekat, dekat sekali. Aku hanya bisa memejamkan mata takut
Sesuatu terjadi padaku.
"Kau..." Ya aku mendengarnya berbicara."Kau penasaran ya ?"
GUBRAK !!
"Ya iyalah" Teriakku kesal.
"Aku ini patnermu" Serunya lagi.
"Udah tauuu" Teriakku semakin kesal.
"Hahaha..."
Aku pun terkejut kembali, apa yang ia tertawakan Terlebih lagi dia
orang yang belum kukenal dengan berpakain jubah hitam yang hampir
menutupi seluruh tubuhnya. Sejenak ku terdiam, kini terlintas beberapa
pertanyaan dikepalaku. Siapa dia sebenarnya ? Apa tujuanya menjadi
patnerku ? Dia lebih cocok Menjadi dewa kematian dengan jubah serba
hitam itu.
"Aku adalah pendampingmu atau lebih mudahnya sebagai
patnermu" Serunya, seakan ia tau pertanyaan dikepalaku.
"Reita masih
ingatkan ? Bila waktu senggang tiba, Reita hanya bersantai-ria tanpa
Memperdulikan pekerjaan esok ? Bahkan kamu jarang keluar, sehingga suatu
hari kau hendak bermain dan tidak berfikir situasi diluar. Tanpa sadar
terjadilah kece..." Ia menghentikan penjelasannya, dan menatapku tajam.
Ia melangkahkan kakinya dan mendekatiku Lagi ditepuklah pundakku
beberapa kali.
"Aku tidak ingin kamu sepertiku" Jelasnya sembari menatap
bulan.
DEG !
Entah kenapa jantungku berdegub kencang. Aku
yakin dia menangis saat mengatakan itu padaku. Tapi sayang sekali aku
tidak dapat melihat wajahnya Karena ditutupi jubahnya itu.
"Aku
bukanlah mentari pagi. Namun haruskah ku pergi ?. Kini kau terdiam.
Karena enggak mengerti perkataanku, iya kan ? Hahaha... Aku pergi dulu
yak ! Ia pun menghilang.
Hening, hening.
Krik krik krik
"he..he..he.., datang tak dijemput, pulang tak
diantar. Berpuisi seenak kentang(?). Aku juga harus pulang". Ucapku.
Ketika sadar aku sudah keluyuran tengah malam.
***
"Cepat pergi sanah !"
"Iya iya..."
"Jangan lupa kripik sama apelnya !"
"Iya!"
Dipagi
menjelang siang ini, aku sudah harus menerima tugasnya lagi. Ya... Aku
disuruh pergi ke minimarket. Namun pandanganku terg0da(?) Oleh orang
yang sedang kebingungan.
"Maap ada apa yah ? Kayak kebingungan gitu ?"
Tanyaku penasaran.
"Tadi aku menerima pesan." Ia pun mengeluarkan
ponselnya.
"Coba lihat ini 5*(*!/,*(*:*3-?*3*( Terus setelah aku
selidiki ternyata artinya 'Datang matahari barat'"
"Tapi kenapa simbol itu bisa menjadi kalimat ?"
"Qwerty, aku pakai tombol qwerty."
"Oh, datang matahari barat. Hmm..?" Aku dan pria ini pun berpikir keras.
"Datangnya matahari berarti dari timur, timur ? Timura" Teriak pria itu.
"Toko timura ada disebelah barat !" Lanjutku.
"Yeah"
Kami pun bertos-ria. Lalu pergi menuju toko itu. Ketika kami tiba, kami
dikejutkan oleh dua preman yang sedang mengganggu seorang anak kecil ?.
"Aduh
manisnya" Seru preman berambut kribo.
"Main-main yuk sama abang, abang
preman terganteng dikomplek ini" Jelas preman yang berambut jabrig nan
gondrong.
"uwek. " seketika kami muntah ditempat.
"mau apa kalian !" teriak bocah itu
"w0w... Kribo ambil ranselnya aku akan urus bocah ini"
"jangan ganggu dia" terdengar suara pria, dia berlari menuju preman itu dan menghajarnya.
"Ruki, cepat pergi !"
"Aoi.... Aoi awas !"
Crat ! Brug ! Duak!
"kau tidak apa-apa ?" tanyaku kepada pemuda berambut hazel itu.
"akh....ti tidak." ucapnya.
"bohong, kau pasti terkena sayatan benda itukan ?" aku menunjuk benda berupa pisau lipat yang tergeletak dijalan.
"...."
"dekati temanmu itu, sekarang aku yang akan mengurus preman tamang lawang(?) Ini" aku pun mengambil pisau yang tergeletak.
"tak
akan kubiarkan temanku terluka." ucapku dengan tegas. Terpaksa aku ikut
campur dalam kerusuhan ini. Namun tiba-tiba aku teringat sesuatu.
><
"
Khu...khu...khu... Rasakan bogem mentahku. bisakah anda membawa bocah
ini kerumah saya untuk diobati ? Dan hei bocah apakah kamu gak apa-apa
?" tanyaku ramah kepada kedua orang yang baru kukenal.
"aku bukan
bocah !! huh.. tentu saja ! Aku dan laptopku gak apa-apa kok, terus
panggil aku Ruki aja." jawab boc*plak* pemuda itu.
"huh laptop lagi."
"baiklah Ruki, mari kearah sini."
"kamu... Siapa namamu, kacamatamu itu bagaima.." tanya pemuda berambut hazel itu terputus.
"gak apa-apa kok, tanpa kacamata aku tetap ganteng(?). Namaku reita, salam kenal."
BERSAMBUNG.........
cukup sekian ^^)/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Arigatou atas komentarnya ^-^