Jumat, 23 Agustus 2013

BLACK BUTTERFLY (songfanfic)

konbanwa 0.0)/
sekali lagi Rue-chan memberikanku(?) FF nya XDDD
#plaked

tenang ini sudah ada izin terlebih dahulu OwOb



Tittle : BLACK BUTTERFLY (songfanfic)

Author : L Kira Saiyukira a.k.a Rue Fiddler(?)
Rate : T
Chapter : 1/?
Genre : fantasi, mistery, romance(?)
Fandom(s) : A(ACE)/ A_Anonymous Confederate Ensemble
pairing : ???? (tebak sendiri. X3)
note : err.. songfic yang bercapter itu aneh. -_____-"

warning : rate and genre bisa berubah menurut inajinasi reader. X3a .tapi semua disini STRAIGHT.-w-b

douzo !! ^0^)/

Fukai kaseki no mori de
(dihutan fosil yang dalam)
Ugemeku ZAMUZA tachi no mure
(sekelompok ZAMUZA mengelinjang)

Dimalam yang pekat dengan cahaya bulan purnama yang menusuk bayangan. Sungguh malam yang indah untuk dinikmati mahluk penhuni kegelapan. Namun tidak untuk kedua pelajar SMA yang baru pulang kerja part time ini mereka harus berlari menembus  hujan lebat. Bisa saja mereka menaiki bis ketika hujan seperti ini kan ? tapi keberutungan sedang tidak berpihak kepada kedua pemuda ini yang bertekat untuk hidup mandiri. Keuangan pemuda berambut hitam dan pirang ini sedang menipis tentu akan berfikir dua kali hanya untuk naik bus di akhir bulan, lagi pula sudah tengah malam.

Pemuda berambut pirang sedang mengumpat pelan tak jelas, merutuki sang penyiar TV tentang prediksi cuaca. Dia tidak menyangka akan meleset, ah mungkin sedang sial saja. Hingga akhirnya mereka berteduh disebuah kuil kecil, tidak terlalu kecil mungkin pikir kedua pemuda itu ketika tanpa sadar memasuki kuil.

"Tidak buruk" komentar pemuda berambut pirang seraya menjelajahi isi kuil tersebut dan menghampiri pemuda berambut hitam yang tengah asik memandangi sebuah lukisan "Ageha ?"
"Bukan, ini black butterfly" ucap pemuda berambut hitam.
"Sama saja Nimo"
"Ah iya, terserah lah, haha.. ah ?" Nimo terkejut dan menghentikan tawanya ketika lukisan itu berlubang membentuk sebuah spiral dan menarik mereka kedalamnya.

-=A=-

"Ugh" gerang Nimo ketika mengusap kepalanya pusing. "Hutan ?" Nimo mengerjap-ngerjapkan matanya memastikan apa yang dia lihat itu benar dan mulai meliarkan pandangannya kesegala sudut hutan. Menyeramkan batinya. Tentu menyeramkan lihat saja semua pohon disini besar-besar mungkin sudah ratusan tahun umurnya ditambah gelap dan Nimo sedang sendirian. hei Nimo baru menyadari ada yang terlupakan, tapi kesendirian dan kemungkinan-kemungkinan yang Nimo pikirkan tentang temannya seketika terbuyarkan oleh sebuah teriakan.

Nimo mencari sumber teriakan itu, terlihat dibalik pohon besar tiga mahluk berbulu hitam mencekik seorang pria dan mengoyang-goyangkan tubuhnya. bulu kuduk Nimo merinding ketika makluk-mahluk itu tertawa, mengoyang-goyang sosok tubuh yang dicekiknya dan salah satu dari mereka tanpa sengaja melihat Nimo yang bersembunyi . Matilah dia saat tiga pasang mata itu menatapnya dengan nafsu memburu, akan tetapi pria yang dicekiknya..

"TOSHI !!"DUAGH !!
Sebuah benda menghantam tubuh Nimo yang ia tahu adalah rubuh Toshi temannya. Mahluk-mahluk yang memcekik Toshi tadi melemparkannya karena terganggu oleh teriakan Nimo. Nimo dan Toshi terhempas membentur sebuah pohon, pandangan Nimo samar menatap mahluk-mahluk itu yang mulai mendekatinya.

"Ugh.. brengsek kau monster" lalu semuanya gelap.

Aru hazu no nai ude no bashi tobu yume miru
(tidak seharusnya ada uluran lengan, yang bermimpi terbang)
Hibi warete yuku karada kakusei nno toki
(saat tersadar tubuh ini meretakan celah)

Terdengar sebuah suara, tidak terlalu keras juga tidak terlau pelan. Lebih terdengar seperti kepakan sayap ? sedikit demi sedikit kesadaran Nimo mulai terkumpul. Hal pertama yang ia lihat adalah.. tinggi ? itu bukan penglihatan kan ? tapi pernyataan bahwa ia berada dalam ketinggian. Nimo menyadari kakinya tidak menapaki bumi.

"Lepaskan !!" Nimo menggerak-gerakan tubuhnya mencoba melepas cengkraman mahluk bersayap dari kerah belakang bajunya walau dirasa akan sia-sia.
"Urusai yo ! kalian ini berat sekali" balasnya sembari merendahkan ketinggian.
"Eh ?"

-=A=-

Nimo duduk terdiam memandangi temannya, Toshi dibaringkan oleh mahluk bersayap itu. Monster.. Bukan-bukan, sepertinya dia bukan monster tadi dia juga tidak pantas disebut monster. Dilihat dari penampilanya seperti manusia , rambutnya putih perak namun bersayap kupu-kupu. Bersayap kupu-kupu berwarna hitam.. monster macam apa dia ? iisshhh.... bukan monster Nimo membatin. Mana mungkin ada monter harus repot-repot menurunkan mereka kedaratan ketika dia sedang terbang ? biasanya kan melepas cengkraman secara tiba-tiba dan membiarkan mangsanya terjun bebas.

Nimo semakin terdiam lebih tepatnya cengo melihat tingkah laku mahluk itu yang terbilang polos. Dia meletakan telapak tanganya  dikening Toshi lalu berpindah kekeningnya."Tidak demam" ucapnya lalu melirik Nimo tajam. "Kalian ini tidak bersayap ya ?"  Nimo sweatdrop. apa ? bersayap ? tentu saja tidak. mereka ini manusia.

"Apa yang kau lakukan ?" Nimo berdiri ia mulai geram dengan kelakuannya ketika mulai membuka kancing baju milik toshi kancing kedua milik toshi.
"Kalau kalian tidak bersayap, berarti kalian berbulu. aku ingin lihat" ucap mahluk bersayap itu polos dengan masih membuka kancing baju seragam Toshi, kancing ketiga.
"Ap.. aarggh itte !" Nimo bangun namun terjatuh lagi merasakan seluruh tubuhnya sakit terasa remuk.
"Mana yang sakit ?" tiba-tiba dia sudah sudah berada dihadapan Nimo. Nimo tersentak kaget dan cengiran mulai menghiasi sudut bibirnya merasakan sakit ditubuhnya.
"Punggung, tangan, dan kaki"
"Buka pakaianmu sekarang"
"Nani ?! kau gila ya ?"
"Pffffftt"
"Eh, kau sudah bangun ?"

BLUSHH!!

"Aku bantu kau melepas pakainmu, sepertinya ada luka dan beberapa tulang yang patah""!!!!"

-=A=-

"Kalian tidak akan bertahan di-wesrervillain- tanpa kemampuan"

Nimo dan Toshi diam tak berkomentar, Toshi melirik Nimo dengan ekor matanya tampak Nimo memeluk tubuhnya erat. Sepertinya dia shok berat dengan perlakuan mahluk aneh itu barusan. sempat Toshi ingin tertawa sekerasnya saat Nimo berusaha memberontak walau hasilnya nihil karena tenaganya saat itu tidak cukup untuk mencegah mahluk ini berhenti membuka kancing-kancing bajunya.

Sedangkan Nimo hanya menatap lurus kedepan, dia berfikir apa yang terjadi tadi? bukankah beberapa menit lalu tubuhnya serasa remuk tapi setelah bergumul(?), tangan itu menyentuhnya dan cahaya menyilaukan pun muncul menyembuhkan luka-luka Nimo. Siapa sebenarnya mahluk ini ? batin Nimo. semenjak tadi Nimo dan Toshi tidak bisa melihat rupa sang mahluk aneh itu karena selalu terhalangi bayangan sayap kupu-kupu hitamnya , sayap itu benar-benar menghalangi pemandangan.

"Naze ? apa kalian terpaku oleh sayapku ? apa sayapku aneh ?"
"Iie" Nimo dan Toshi menggeleng cepat.
"Uso.." si mahluk itu pun menghela nafas panjang lalu mengepakan sayapnya yang tiba-tiba menghilang. "Bagaimana ?" lanjutnya. kini seluruh tubuhnya bercahaya bermandikan sinar rembulan.

cantik

"Aku Rookie. Rookie Fiddler" Rookie memperkenalkan diri tiba-tiba senyum charming tepat dihadapan Nimo dan Toshi

DEG !

Perasaan apa ini ?

****

membosankan. =="
 ah, ini piku dadakan buatan saya, ceritanya ini Rookie. ^w^;ajelek yah. =3=#digebukin hearties



klo ada yang sempet lewat dan ngebaca fic abal ini, mohon komen dan kritiknya ya. :3#klo ada sih#

indonesia translation lyrics by : GazerukiraFanfiction and Picture(?) by me : L Kira Saiyukira / Rue_chan

URUHA NO TENSI (REMAKE)

Konbanwa minna ^w^
bagaimana sehat ? :o
lama ga ketemu XDDD
*siapa elo
#plak

oke saya akan memposting FF dari teman seperjuangan saya Rue-chan ^w^)/

semalat menyimak OwO


Tittle : URUHA NO TENSI (REMAKE)
Author : L Kira Saiyukira a.k.a Rue Fiddler(?)
Rate : T Chapter : 1/?
Genre : humor, fantasi, mistery, angst, romance(?), OC, dll
Fandom(s) : The GazettE
Pairing : ng... -___-
Note : Ini fanfic bulukan tapi ide nya masih seger di otak, pernah mau diikutsertakan(?) dalam lomba fanfic dipage CCSI(sekarang CCDI) tapi ga jadi. -w- ) makanya ta remake jadi fresh(?) dengan chara dari the gazet. \(^0^)/
Warning : silahkan muntah dulu sebelum membaca karena ceritanya amat sangat gaze serta ke-typo-an berseliweran di mana-mana. *tebar kapur ajaib biar ga kabur*
***

"Kau diberi kesempatan" Seru sese0rang dari balik kegelapan.

"Ayo, kita harus bergegas. Waktunya engga banyak." Serunya lagi.

"Siapa kau" bentakku terhadap orang yang kini berjalan kearahku.

 "Tidaklah penting mengetahui siapa saya, sekarang kita harus Bergegas. Kau harus membayar waktu yang telah disia-siakan selama ini." Seketika orang misterius ini mendekati dan melambaikan tanganya.

"Ya, aku mengerti." gumanku, mengisyaratkan bahwa aku akan ikut dengannya.

###

"Besok libur ya ? SMA GUREN sepi d0ng ? sepi ? hoee... hoee... T.T(hoee atau hore ?)!!." Teriak pemuda bernama Ruki dengan gajenya ditengah keramaian pasar malam

."Aku harus..." Duak !! Drug !! Prang(?) !!

"Adududuh.... Woy punya klakson gak sih !!? Pekik Ruki kesal terhadap orang yg menabraknya tadi.

"Wah maaf. Aku minta maaf, gomene, gomene(?)." Jawab pria itu meminta maaf sambil berlari-lari(?).

" Aargh, payah...hmp, apa ini .?" dengan was-was Ruki Mengamati sesuatu yang aneh dipinggir jalan. Namun karena penasaran dan tangannya yang sudah gatal(?), diambillah barang yg mencurigakan itu.

"hah ayam ! Eer.. Maksudnya gantungan bulu ayam ? 0.oa gak elit banget. XD *plak*." seru Ruki sambil menatap Gantungan itu dan mengerenyitkan alisnya lalu dimasukannyalah gantungan itu kedalam sakunya.(nah l0h 0.oa) "

"H0sh h0sh . . ."

"Sudah selesai tugasnya Reita ?" Terdengar suara yang tidak asing bertanya padaku.

"H0sh... Iya. Lalu apa lagi yang harus kulakukan ?" Jawabku. Sungguh ku tak mengerti dengan maksud patnerku ini yang bahkan namanya saja belum aku ketahui.

"Tunggu saja besok." jawabnya singkat.

"Tunggu, sebenarnya kamu ini siapa ?" Seketika dia terdiam dan dalam sekejap telah ada didepanku, sontak aku terkejut ketika wajahnya mendekati wajahku. Dekat, dekat sekali. Aku hanya bisa memejamkan mata takut Sesuatu terjadi padaku.

"Kau..." Ya aku mendengarnya berbicara."Kau penasaran ya ?"
GUBRAK !!

"Ya iyalah" Teriakku kesal.

"Aku ini patnermu" Serunya lagi.

"Udah tauuu" Teriakku semakin kesal.

"Hahaha..." Aku pun terkejut kembali, apa yang ia tertawakan Terlebih lagi dia orang yang belum kukenal dengan berpakain jubah hitam yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Sejenak ku terdiam, kini terlintas beberapa pertanyaan dikepalaku. Siapa dia sebenarnya ? Apa tujuanya menjadi patnerku ? Dia lebih cocok Menjadi dewa kematian dengan jubah serba hitam itu.

"Aku adalah pendampingmu atau lebih mudahnya sebagai patnermu" Serunya, seakan ia tau pertanyaan dikepalaku.

"Reita masih ingatkan ? Bila waktu senggang tiba, Reita hanya bersantai-ria tanpa Memperdulikan pekerjaan esok ? Bahkan kamu jarang keluar, sehingga suatu hari kau hendak bermain dan tidak berfikir situasi diluar. Tanpa sadar terjadilah kece..." Ia menghentikan penjelasannya, dan menatapku tajam. Ia melangkahkan kakinya dan mendekatiku Lagi ditepuklah pundakku beberapa kali.

"Aku tidak ingin kamu sepertiku" Jelasnya sembari menatap bulan.

DEG !

Entah kenapa jantungku berdegub kencang. Aku yakin dia menangis saat mengatakan itu padaku. Tapi sayang sekali aku tidak dapat melihat wajahnya Karena ditutupi jubahnya itu.

"Aku bukanlah mentari pagi. Namun haruskah ku pergi ?. Kini kau terdiam. Karena enggak mengerti perkataanku, iya kan ? Hahaha... Aku pergi dulu yak ! Ia pun menghilang.
Hening, hening. Krik krik krik

"he..he..he.., datang tak dijemput, pulang tak diantar. Berpuisi seenak kentang(?). Aku juga harus pulang". Ucapku. Ketika sadar aku sudah keluyuran tengah malam.

***

"Cepat pergi sanah !"

"Iya iya..."

"Jangan lupa kripik sama apelnya !"

"Iya!"

Dipagi menjelang siang ini, aku sudah harus menerima tugasnya lagi. Ya... Aku disuruh pergi ke minimarket. Namun pandanganku terg0da(?) Oleh orang yang sedang kebingungan.

"Maap ada apa yah ? Kayak kebingungan gitu ?" Tanyaku penasaran.

"Tadi aku menerima pesan." Ia pun mengeluarkan ponselnya.

 "Coba lihat ini 5*(*!/,*(*:*3-?*3*( Terus setelah aku selidiki ternyata artinya 'Datang matahari barat'"

"Tapi kenapa simbol itu bisa menjadi kalimat ?"

"Qwerty, aku pakai tombol qwerty."

"Oh, datang matahari barat. Hmm..?" Aku dan pria ini pun berpikir keras.

"Datangnya matahari berarti dari timur, timur ? Timura" Teriak pria itu.

"Toko timura ada disebelah barat !" Lanjutku.

"Yeah" Kami pun bertos-ria. Lalu pergi menuju toko itu. Ketika kami tiba, kami dikejutkan oleh dua preman yang sedang mengganggu seorang anak kecil ?.

"Aduh manisnya" Seru preman berambut kribo.

"Main-main yuk sama abang, abang preman terganteng dikomplek ini" Jelas preman yang berambut jabrig nan gondrong.

"uwek. " seketika kami muntah ditempat.

"mau apa kalian !" teriak bocah itu

"w0w... Kribo ambil ranselnya aku akan urus bocah ini"

"jangan ganggu dia" terdengar suara pria, dia berlari menuju preman itu dan menghajarnya.

"Ruki, cepat pergi !"

"Aoi.... Aoi awas !"

Crat ! Brug ! Duak!

"kau tidak apa-apa ?" tanyaku kepada pemuda berambut hazel itu.

"akh....ti tidak." ucapnya.

"bohong, kau pasti terkena sayatan benda itukan ?" aku menunjuk benda berupa pisau lipat yang tergeletak dijalan.

"...."

"dekati temanmu itu, sekarang aku yang akan mengurus preman tamang lawang(?) Ini" aku pun mengambil pisau yang tergeletak.

"tak akan kubiarkan temanku terluka." ucapku dengan tegas. Terpaksa aku ikut campur dalam kerusuhan ini. Namun tiba-tiba aku teringat sesuatu.
><

" Khu...khu...khu... Rasakan bogem mentahku. bisakah anda membawa bocah ini kerumah saya untuk diobati ? Dan hei bocah apakah kamu gak apa-apa ?" tanyaku ramah kepada kedua orang yang baru kukenal.

"aku bukan bocah !! huh.. tentu saja ! Aku dan laptopku gak apa-apa kok, terus panggil aku Ruki aja." jawab boc*plak* pemuda itu.

"huh laptop lagi."

"baiklah Ruki, mari kearah sini."

"kamu... Siapa namamu, kacamatamu itu bagaima.." tanya pemuda berambut hazel itu terputus.
"gak apa-apa kok, tanpa kacamata aku tetap ganteng(?). Namaku reita, salam kenal."
BERSAMBUNG.........

cukup sekian ^^)/